Ryan Calhoun
Apa yang terjadi jika semua orang saling mencintai? 10 dari 10 orang setuju, hal itu akan sangat bagus. Tapi sayangnya pada titik ini, kita semua cuma manusia. Kita tak punya kapasitas dalam merangkul setiap individu sebagai makhluk yang benar-benar indah dan unik. Karena kita berada dalam struktur sosial yang begitu kuat merangkul potensi kebencian, pemisahan, dan kolektivisme. Dalam belenggu ini, individu jadi tak bermakna atau berentitas khusus. Keberadaan kita hanya berarti untuk tujuan dari suatu institusi, suatu takhayul samar dan usang seputar kengerian lainnya. Sementara mungkin saja kita tak pernah punya alasan yang tepat untuk mencintai semua orang, masyarakat justru menjamin bahwa kita akan membenci Yang Lain, siapa pun itu yang memenuhi syarat kualifikasi layak untuk dibenci.
Yang paling ampuh mendesak kita untuk meruntuhkan tembok-tembok yang menjebak kita ini bukanlah kontra ekonomi, propaganda dengan perbuatan, bukan juga jaringan solidaritas, atau struktur organisasi apa pun. Palu godam yang perlu diayunkan secara gila-gilaan, untuk meruntuhkan penjara yang mengekang pikiran kita ini adalah cinta. Lingkaran radikal harus dipenuhi pecinta, pecinta yang liar, mereka yang mencintai tanpa rasa malu atau takut; yang takĀ peduli dengan aturan dan norma. Pecinta yang dibutuhkan di sini, adalah mereka yang satu-satunya secara permanen membenci tembok yang memisahkan mereka, membatasi cinta mereka, merantai gairah mereka, menyangkal hak mutlak mereka untuk jatuh cinta dengan setiap dan semua aspek dunia di sekitar mereka.
Kita terlampau sering membenci. Tak ada yang dirugikan dari hal-hal yang mesti dibenci oleh seorang anarkis, namun kita tak boleh melanggengkan kebencian kita menjadi ciri yang menentukan pemberontakan individu dan retorika revolusioner kita. Kebencian bisa membantu kita mengidentifikasi musuh, tapi tak akan pernah bisa menghancurkan mereka. Kebencian juga tak akan mengosongkan penjara, tak akan membakar ruangan kantor perusahaan, tak akan menghancurkan mesin kompleks industri militer. Jika kita disesaki dengan kebencian, kita hanya akan menangani penghancuran sistem yang saat ini kita jalani untuk sistem pengekangan yang lain. Karena apa itu penindasan selain kebencian terhadap kebebasan? Ketakutan, teror, dan kesengsaraan mentahlah yang menjerat kita semua dengan berbagai cara. Sejatinya ini adalah bahan bakar penaklukan militer, rasisme, xenofobia, seksisme. Tanpa kebencian, sistem tidak punya cara untuk memaksakan dirinya masuk ke diri kita.
Pertama-tama, kita harus merangkul cinta untuk diri kita sendiri. Mencintai diri sendiri bukanlah egoisme norak atau obsesi akan diri sendiri. Ini justru merupakan pengakuan atas apa saja yang membuatmu hebat, yang (saya jamin) akan selamanya melengkapimu. Mencintai diri sendiri akan memperkenankan kita memahami kebaikan orang lain dengan lebih akurat, agar mudah mengidentifikasi karakteristik tersebut sesuai dengan gairah kita.
Cinta bukanlah solidaritas. Solidaritas tak ubahnya seperti kepatuhan pada tujuan kelompok. Itu bukan cinta. Saya sering mendapat penjelasan panjang lebar soal alasan kenapa saya harus bersolidaritas dengan kelompok tertentu atau bahwa meskipun ada hubungan pribadi dengan mereka yang terlibat, terlepas dari penilaian saya atas kebenaran tindakan mereka. Itu bukan cinta karena cinta tidak patuh. Cinta itu digandrungi, itu didedikasikan, cinta tak hanya jadi pembahasan mengenai persetujuan dan kepatuhan terhadap Penyebabnya. Pecinta tidak membutuhkan ketaatan. Apa yang tidak akan kamu lakukan untuk orang yang kamu cintai? Apa kamu harus mendapatkan penjelasan panjang lebar dan diberi tahu tentang apa saja yang harus kamu lakukan untuk orang yang kamu cintai? Tidak, kita tak butuh dedikasi seperti itu terhadap sesama kita. Kita membutuhkan individu yang murka, berapi-api, dan tak terhentikan yang berdasarkan hubungan mereka dengan orang-orang di sekitar mereka, dengan mereka yang menunjukkan kepada kita bahwa mereka layak untuk kita perjuangkan dan berdampingan bersama kita.
Berapa banyak teman kita yang berada di balik tembok beton dan pagar kawat berduri? Bahkan pengaruh cinta dalam hidup kita belum benar-benar terasa sampai kita menyadari bahwa setiap orang pantas dicintai oleh seseorang, bahwa mereka tak patut diperlakukan sebagai makhluk jahat yang pada dasarnya harus dimusnahkan. Kamu tidak bisa memiliki cinta tanpa mengakui martabat orang-orang yang mungkin tidak pernah kamu kenal atau beralasan untuk merangkul dengan gairah, pertukaran timbal balik yang terbaik antar satu sama lain. Beberapa orang mungkin tak pantas mendapatkan cintamu, tapi mereka pantas mendapatkan kebebasan. Mereka juga sepasang kekasih, siapapun mereka. Kita semua tahu bagaimana rasanya menggandrungi dan akan selalu ada saatnya kita berbagi kegandrungan dengan orang lain. Namun cinta juga acak. Seseorang tidak benar-benar tahu kapan kita akan dikaruniai orang lain untuk dipeluk, atau mengapa kita harus memeluk mereka sebegitunya. Hingga semuanya bebas, cinta kita tentu terbatas, sehingga kemampuan kita dalam mengendalikan dan menjalani hidup kita sepenuhnya serta dengan luapan kegembiraan ditebang di depan mata kita.
Cinta tak bisa memberikan semua yang kita butuhkan, itu tidak mungkin. Mencintai artinya mencintai sesuatu. Kita mesti mengisi hidup kita dengan alasan mencintai dan membangun institusi baru yang memperkenankan kita menemukan diri kita sendiri dan sesama kita. Ini bukan tugas kecil dan sayangnya tidak semudah sebagaimana gairah kita muncul. Semakin banyak yang harus dilakukan pecinta, mereka yang akan berjuang untuk dunia yang bisa mereka rangkul dengan tindakan dan hati nurani yang benar-benar bebas. Kita akan membutuhkan buku, senjata, semangat, strategi, pasar, dan banyak hal lain guna menyingkirkan yang menindas kita, penindasan yang bukan hanya menimpamu atau saya, tetapi menimpa setiap individu yang hidup, individu yang berperasaan, individu kompleks yang saat ini hidup dalam belenggu.
Benci. Silakan membenci tembok di sekitarmu. Silakan membenci setiap secuil perabotan mental yang dilekatkan di dirimu. Membencilah, agar kamu bisa mencintai seutuhnya. Mencintailah, agar kita bisa menyingkirkan kebutuhan akan kebencian yang tidak semestinya.
Diambil dari buku Menemukan Cinta di Dunia Keterasingan yang Mendalam (Talas Press, 2022).